Tuesday, May 13, 2008

Akhirnya, setelah lama mengidam-idamkan untuk dapat pergi ke Muara Angke, hari ini hal itu kesampaian. Bersama dengan Ferdi, Okta, Lesnanto, Nardo, Adri, dan Thomas, aku pergi ke sana, bermaksud melihat kegiatan yang dilakukan di sana. Begitu menghirup udara asin dan amis Angke, aku langsung teringat Navotas. Memang tak jauh beda. Hanya saja, mungkin orang-orang di Navotas lebih miskin daripada di tempat ini. Segera kami menuju ke sebuah madrasah kecil di samping masjid, tempat diadakannya kegiatan belajar bersama. Aku diperkenalkan dengan seorang pendamping anak-anak di sana. Awalnya, kami hanya melihat-lihat, sambil bermain dan bercanda dengan anak-anak yang menunggu giliran kelas mereka. Adri yang membawa kacang membagikan kacangnya.

Ketika anak-anak kelas IV masuk, kami diajak masuk serta untuk memperkenalkan diri dan mengadakan permainan. Adri langsung beraksi. Kami bermain bersama dan bergembira. Usai permainan, aku keluar. Di luar, aku menyapa anak-anak lain yang berada di beranda masjid. Kami segera menjadi akrab dan mulai bermain. Kegembiraan bermain bersama anak-anak kecil ini mengingatkanku pada anak-anak Musmos di Cubao. I missed them. Spontanitas yang ditunjukkan anak-anak Angke ini, serta keterbukaan mereka menerima kami yang bukan apa-apa mereka, yang adalah orang asing bagi mereka, sangat menyentuhku. Memang aku tidak dapat memberikan apa-apa, karena justru mereka yang memberiku semangat dan kegembiraan.



Sent from Yahoo! Mail.
A Smarter Email.